Akhirnya
curhat juga...
Saat buah
hatiku demam, sedih...Iya. Apalagi aku harus meninggalkannya ke kantor. Dengan
sebuah janji aku akan sering-sering pulang menengok buah hatiku. Ia kelihatan
kurang ceria, tentu saja. Suhu badannya hampir 40 derajat semalam. Dan tak
banyak berkurang walaupun terus dikasih ASI. Madu spirulina masuk ke mulutnya.
Semoga bisa meningkatkan daya tahan tubuhnya dan memulihkan sakitnya.
Sebenarnya panas itu bukanlah masalah. Asalkan tidak berlebihan hingga
membuatnya kejang. Ummi dan Abi Di terus mengontrol suhu badang Di. Ketika suhu
badan Di mencapai 40 derajat, Ummi dan Abi Di terus mengompressnya dengan air
hangat agak panas, sehingga suhu badannya turun. Tak berapa lama, naik lagi,
dan itu artinya Ummi dan Abi Di harus siap mengompresnya lagi. Di sela-sela
kesibukan Abi yang dikejar deadline merampungkan nilai malam itu. Hampir saja
Ummi dan Abi Di menyerah dan ingin memberikan obat penurun panas dari dokter.
Satu sendok teh saja, dikurangi sedikit, disuapkan ke mulut Di. Akan tetapi,
apa yang terjadi? Ternyata Di justru
muntah dan tentu saja obat dalam bentuk sirup yang tadi disuapkan ikut keluar.
Di satu sisi, kami berucap, Alhamdulillah... Mungkin belum saatnya Di kecilku
mengkonsumsi obat kimia. Tapi di sisi lain, Ummi dan Abi Di harus selalu
waspada, mengontrol suhu badan Di, siap-siap dengan air panas dalam termos
untuk mengompress suhu Di jika mencapai 40 derajat. Tak lupa juga kami berusaha
menghibur Di yang tentu saja merasa tak nyaman dengan kondisi tubuhnya saat
itu. Mencoba menghilangkan rasa panik, dan yakin bahwa derita yang tengah
dialami Di, insya Allah akan segera pergi. Di sedang berjuang melawan penyakit
yang menyerangnya...
Sebagian
kita mungkin merasa panik, ketika mendapati anak kita demam, panas. Tapi
sesungguhnya kita tidak perlu panik berlebihan, jika kita mengetahui apa
sebenarnya demam itu.
Demam
bukanlah penyakit, akan tetapi suatu respon tubuh dalam menghadapi penyakit.
Ketika penyakit datang menyerang, sedangkan kondisi tubuh bayi sedang kurang
fit, maka tubuh bayi berusaha mempertahankan diri melalui sel darah putih yang
mengadakan perlawanan terhadap serangan virus atau bakteri. Sel darah putih
tersebut memerlukan bantuan panas untuk bisa membunuh virus atau bakteri yang
menyerang. Ya, virus atau bakteri akan kepayahan dalam suhu panas, dan justru
akan berkembang pesat pada suhu dingin. Oleh karena itu, sel darah putih
mengirimkan sinyal pada sel lain (lupa namanya) untuk mengeluarkan panas.
Dengan adanya panas tersebut, maka insya Allah, virus atau bakteri yang
menyerang akan mati, dan penyakit akan sembuh, sehingga tubuh kembali pada suhu
semula. Sehingga memang sebenarnya tidak perlu memaksakan untuk menurunkan
panas tubuh anak kita, kecuali jika memang berlebihan. Pun, jika panasnya
mencapai 40 derajat atau lebih sedikit, masih bisa diatasi dengan mengompress
dengan air hangat atau memandikannya dengan air hangat. Meski tentunya
membutuhkan kesabaran untuk selalu mengontrol dan mencegah suhunya naik terlalu
tinggi dengan mengompressnya. Selain itu, pemberian ASI pada bayi justru
menjadi obat alami bagi bayi untuk melawan penyakitnya, di samping juga untuk
menghindari dehidrasi. Jadi, sebenarnya masih ada cara penyembuhan yang lain,
yang dapat menghindarkan bayi kita dari obat kimiawi yang kita tidak tahu
efeknya bagi bayi kita. Insya Allah.
Syafakillah,
ya ibnati...